Jombang PERSADAPOSNEWS. COM,
Drs. Guntur Sasono Anggota Komisi IV MPR/DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, mengadakan reses dengan melakukan kegiatan dengar pendapat masyarakat di bidang pertanian yang bertema ‘Kajian Kehidupan Ketatanegaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia’, pada Selasa (22/12/2020) di RM Sri Kedaton Mojoagung Jombang. Ikut hadir dalam dalam kegiatan anggota Legislatif dari Dapil VIII Provinsi Jawa Timur itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, DR. Pri Adi,Sekretaris DPC Partai Demokrat Kabupaten Jombang, Imam Hanafi, Pengurus DPC BMI Kabupaten Jombang dan 11 PAC Partai Demokrat Kabupaten Jombang.
Drs. Guntur Sasono menyampaikan, ada hal yang sangat penting pada kondisi pandemi saat ini. Yakni, selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan, hal ini bertujuan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
“Kita semua tidak tahu pandemi ini kapan akan berakhir, untuk itu kita semua harus mempunyai niat untuk melawannya pandemi ini. Selain harus melakukan 3M, saya juga menambahkan jangan lupa bersyukur kepada Allah SWT dan mari kita selalu bahagia dan tersenyum. Insyaallah, dengan demikian akan bisa meningkatkan imunitas tubuh kita,” tuturnya.
Terkait pertanian, Saya mempunyai latar belakang sebagai TNI. Latar belakang itu juga, yang mengusik saya untuk membahas ketahanan pangan dan kemandirian pangan. Tetapi, kenapa kita atau masyarakat harus tergantung terhadap import.
“Perhatian saya saat ini adalah kepada petani. Petani yang selalu keras bekerja, tetapi pada saat panen harganya justru turun. Apalagi ketika musim tanam petani bingung karena pupuk sulit untuk didapatkan” tandas Guntur.
Menurut Guntur Sasono, kebijakan pemerintah, sedikit kurang pas. Pupuk sulit, pupuk datang tidak tepat pada waktunya, bibit datang tidak memenuhi atau sesuai masa tanam, bantuan alat-alat pertanian kurang sesuai kebutuhan.
“Saya berharap dengan penjelasan Kepala Dinas Pertanian jombang, kita semakin banyak mendapatkan masukan. Saya mohon pengarahan-pengarahan dari Kepala Dinas Pertanian, supaya kebutuhan petani dapat terpenuhi,” ujarnya.
DR. Pri Adi Kepala Dinas Pertanian mengatakan, berdasarkan identifikasi permasalah di sektor pertanian terdapat beberapa hal. Pertama adalah penggunaan pupuk kimia yang berlebihan mengakibatkan terdegredasinya tingkat kesuburan tanah. Sehingga, ketika ditambah pemupukan dengan kimia, maka akan terjadi penurunan produksi hasil pertanian, tuturnya.
Lebih lanjut Priyadi menambahkan, rata-rata produksi di Kabupaten Jombang 6,3 ton gabah per 100 boto, menghasilkan 225.000 ton beras pertahun. Sedangkan untuk konsumsi masyarakat Kabupaten Jombang, butuh 125.000 ton/tahun.
“Sehingga, masih bisa memberikan sumbangan kepada ketahanan pangan tingkat Nasional sebanyak 125.000 – 130.000 ton per tahun. Tetapi di Jombang terjadi masalah kesuburan tanah yang mengalami penurunan sangat tajam. Namun, Alhamdulillah Tahun 2020 bisa diberikan anggaran sebesar hampir 1 miliar untuk pengadaan obat pengendalian hama,” terang Pri Adi.
Program di Tahun 2021 hanya ada dua, yaitu meningkatkan/ mengembalikan tingkat kesuburan tanah dan meningkatkan pengendalian hama. “Mungkin kemarin Jombang menjadi penerima sumbangan alat pertanian terbesar dan hal itu sudah sangat cukup untuk kabupaten Jombang,” katanya.
Untuk tahun 2021 Pemkab Jombang menganggarkan 4,6 M untuk pupuk cair yang akan diberikan kepada petani untuk luasan lahan 10.000 hektar. Dan program prioritas dinas pertanian di tahun 2021 adalah Meningkatkan kesuburan tanah dan mengendalikan organisme pengganggu tanaman, pungkas DR. Pri Adi.
(MahfudNews).