Surabaya, PERSADAPOSNEWS. COM,
JEMPOL kita berikan penilaian bukan pujian kepada Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga) atas tema Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-92 tahun 2020, yakni BERSATU DAN BANGKIT.
Penilaian dengan isyarat jempol bisa dilihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda tentang tema HSP, bisa jadi baik, bagus , hebat atau bahkan luar biasa jika tema itu di hubungkan dengan kondisi riil saat ini di Indonesia, adanya penolakan tentang omnibus law dan penanganan pandemi covid-19 yang masih berlangsung di tanah air. Hal ini dikatakan oleh Agung Santoso Ketua FKPRM Jawa Timur pada Rabu 28/10/2020 di momen Peringatan hari Sumpah Pemuda.
Perkumpulan FKPRM (Forum Komunikasi Pemimpin Redaksi Media) di Jawa Timur yang baru lahir 25 September 2020 yang bersifat independen dalam menyajikan karya jurnalistik tidak ada jejaring dengan Kemenpora apalagi kenal dengan pejabat kemenpora, termasuk Menporanya, Zainudin Amali.
FKPRM memandang perlu membuat artikel dari sebuah tema HSP dari tahun ke tahun yang baru tahun ini di rasa pas dengan situasi dan kondisi saat q di Indonesia.
Kita sudah tahu bahwa SP (Sumpah Pemuda ) itu lahir 28 Oktober 1928, kita sudah biasa setiap tahun di seluruh Indonesia akan memperingati HSP dengan pernik-perniknya.
Namun yang selalu kita pertanyakan sampai sejauh mana tema HSP berdampak pada perkembangan saat ini, jangan sekedar seremonial apalagi fokus menghabiskan anggaran agar terserap tanpa ada manfaat bagi semua elemen, khususnya pemuda.
BERSATU
Kembali fokus pada tema yang diangkat oleh Pemerintah dalam hal ini Kemenpora yakni BERSATU DAN BANGKIT.
Penolakan omnibus law yang masih berlangsung saat ini di berbagai penjuru di tanah air disikapi oleh Kemenpora dengan BERSATU.
Artinya penolakan dengan bentuk konkrit sebuah demo yang juga banyak dari unsur pemuda, di harapkan terus menjaga semangat persatuan, jangan sampai terpecah belah persatuan bangsa ini.
Menurut FKPRM bisa dimungkinkan ada pihak – pihak tertentu yang memanfaatkan situasi terkini untuk mengadu domba.
Bahkan yang lebih
berbahaya mengumbar informasi bohong (hoax) dan foto- foto yang radikal dengan tujuan menaikkan suhu suasana yang kondusif menjadi gaduh bahkan menginginkan kacau balau bangsa Indonesia.
Kata BANGKIT, yang menjadi sambungan dari tema BERSATU DAN BANGKIT dari Kemenpora.
FKPRM mengambil sikon di Indonesia yang hampir 7 bulan kita menghadapi pandemi covid-19.
Saatnya mulai berubah untuk BANGKIT dari zona oranye menuju kuning, selanjutnya di pacu lagi dari zona kuning menuju zona hijau.
Mulai bangkit untuk aktivitas perekonomian, kebudayaan, sosial, pariwisata, pendidikan namun tetap memegang teguh protokol kesehatan.
Agar roda kehidupan kembali berputar normal sedikit demi sedikit.
Tidak ada rasa takut beraktivitas, tidak rasa takut berkomunikasi , tidak ada rasa takut berinteraksi dengan siapapun juga.
Bangkit dari keterpurukan, bangkit dari masalah lilitan ekonomi, bangkit dari rasa ketakutan yang berlebihan. (PraNews).