Konsep Trisakti Bung Karno Masih Sangat Relevan Saat Di Abad Sekarang

Seminar tentang konsep Trisakti Bung Karno di RM Jimbaran Mojokerto

Mojokerto PERSADAPOSNEWS. COM,
Pemerintahan sekarang menggaungkan ingin mengembalikan konsep Trisakti yang dulu dibuat oleh Proklamator bangsa Indonesia Soekarno di awal kemerdekaan Indonesia. Sebenarnya bagaimana konsep Trisakti tersebut?

“Sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat perlu dan mutlak memiliki tiga hal, yakni berdaulat di bidang politik, berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan. Itu yang Bung Karno maksud dengan Trisakti,” kata Bela Binanda pada Jum’at 02/10/2020 di rumah makan Jimbaran Mojokerto.

Menurut Bung Karno, hanya dengan mengetahui ilmu pengetahuan modern dan mengerti sejarah kebudayaan Indonesia barulah konsep Trisakti miliknya dapat dipahami.

“Kalau diamati dengan teliti dan mendalam tentang Trisakti yang dimaksud Soekarno, pemikiran itu akan dapat menyusun kekuatan dan pembangunan bangsa sekaligus character bulding,” kata Bela.

Lebih jauh, konsep Trisakti ini dapat membuat Indonesia bergaul di kancah international dengan penuh harga diri dan menghormati kedaulatan masing-masing. Selain itu Indonesia diyakini dapat merencanakan dan menyusun pola kerja sama ekonomi dengan negara-negara industri besar dengan percaya diri dan saling menguntungkan.

“Melihat keadaan saat ini, banyak gagasan pikiran Bung Karno yang relevan untuk menjawab dan memecahkan problematika sosial yang dihadapi bangsa Indonesia,” terangnya.

Tentang membangun karakter rakyat Indonesia, Soekarno mengaku bukanlah hal yang mudah. Pasalnya, bangsa Indonesia saat itu baru saja merdeka dari penjajahan Belanda selama tiga setengah abad dan tiga setengah tahun oleh Jepang. Hal ini membuat bangsa Indonesia (saat itu) sudah terbiasa sebagai bangsa kuli di antara bangsa-bangsa lainnya.

“Akibat perjuangan melawan Belanda, banyak terjadi kerusakan material, mental, serta moral. Memperbaiki kerusakan mental dan moral lebih sukar daripada memperbaiki kerusakan material,” kata Soekarno saat itu.

“Revolusi adalah suatu hal yang harus dijalankan dengan aksimu dan idemu sendiri. Perjalanan rakyat yang berjuang tidak pernah berhenti. Demikian penjelasan Bung Karno dalam buku sejarah,” pungkas Bahana Bela Binanda. (PraNews).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *